PROSES BERDIRINYA NEGARA ISLAM INDONESIA (NII)


Blega@gmail. Com  
Kartosoewirjo sebagai *Imam* utama
     Menurut beberapa sumber tidak ada tanda tanda SM.  Kertosowirjo terlibat dalam pergerakan nasional menjelang kemerdekaan yang diprakarsai Jepang,  sikap hijrahnya yang mwndarah daging, membuatnya tidak berminat sama sekali untuk ikut bergabung dalam MIAI, Yang kemudian atas campur tangan japang,  berubah menjadi Masyumi dan akhirnya masuk menjadi anggota BPUPKI yang di bentuk atas restu dan prakarsa japang , sebab menurut pendirinya BPUPKI adalah salah satu wadah yang berfungsi untuk mencampur adukkan beberapa ideologi.
     Disana dudukkan tokoh tokoh muslim dan non muslim yang terdiri dari kelompok sekuler dan sosialis komunis, bahkan golongan yang kedua ini menduduki posisi mayoritas dalam komposisi panitia penyelidik tersebut. Sudah barang tentu dari sidangnya nanti akan menghasilkan suatu idiologi campuran dan UUD campuran, yaitu dasar islam dan non islam. SM. kartosoewirjo yang melihat gerakan politik nasionalis muslim yang berhaluan parlementer dengan kacamata keyakinannya meyakini bahwa akhirnya mereka gagal dan masuk perangkap kaum sekuler yang lihai.
     Dan sperti keyakinan kartosoewirjo ini akhirnya menjadi kenyataan, tatkala 19 Agustus 1945 dikumandangkan proklamasi RI, yang menurutnya tanpa ada warna islam sama sekali, sebab sehari kemudian piagam Jakarta yang di adakan sebagai pengawal pancasila dan UUD 45 untuk menuju islam di hapus oleh panitia persiapan, di susul dengan di bentuknya struktural pemerintahan yang didominasi oleh golongan sekuler.
     Saat itu masyumi (Nasional islam)  benar benar masuk kotak. Melihat kenyataan ini SM .
Kartosoewirjo tergerak hatinya untuk mendekati tokoh tokoh masyumi,  terutama dari kalangan generasi mudanya dengan harapan mereka dapat mengambil ibrah (pelajaran)  dari kegagalannya itu dan kemudian mau mengambil kembali pada "khitah perjuangan islam yang benar", yang telah di jabarkan dalam assunnah, yaitu garis garis hijrah dan jihad yang dipahami kartosoewirjo. Kemudian bersama sama Muhammad natsir dan kawan kawannya SM.  Kartosoewirjo ikut membentuk "masyumi baru" pada november 1945 ,dalam organisasi ini, yang akhirnya menjadi partai politik, dan menduduki jabatan sekretaris umum, sementara jabatan ketua dipegang oleh Muhammad natsir.
   Masyumi baru ini di masukkan untuk mengganti masyumi yang lama yang di bentuk pada masa Jepang. Dan diharapkan akan menjadi satu satunya wadah politik dan perjuangan bagi semua kelompok islam.  Anggaplah ini merupakan salah satu untuk menciptakan wahdatul ummah (kesatuan umat islam). Guna menghadapi kekuatan golongan sekuler, sehingga akan tampak jelas bahwa masyumi berjalan di atas garis perjuangan islam. Sementara ini mereka telah terlibat dalam perjuangan yang bertolak kebangsaan yang menurut mereka tidak dibenarkan oleh islam. Padahal tokoh tokoh ini mau berdiri sendiri tanpa tergantung pada lembaga sekuler.  Maka cukup mempunyai potensi yang besar daripada potensi yang dimiliki kaum sekuler.
   
Blog R-Hidayat
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH MAKAM AGUNG PLANGGARAN BLEGA BANGKALAN

Sejarah Pulau Madura

Awal Pergerakan Islam di INDONESIA